DATABASE HRIS SEBAGAI
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN ASURANSI
Disusun Sebagai Tugas Mata
Kuliah SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen Pembimbing:
Septia Lutfi,
S.kom, M.kom
DisusunOleh:
BARA FESTI SRIJAYANTI
NIM
: 11140233
Semester III
Program Studi Akuntansi
Angkatan : 2014/2015
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI BANK BPD JATENG
Jl.
Pemuda No.4 A Semarang Telp. (024)3553285, 3553834, 3553622, Fax. (024)3560130
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa
yang telah membimbing saya menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tanpa pertolongan dan petunjukNYA, penyusun
tidak akan menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah merupakan tugas setiap pertemuan mata kuliah SIM di STIE BANK BPD JATENG.
Makalah ini saya susun agar pembaca dapat
memahami dan mengerti bagaimana
database HRIS (Human Resources Information System). Semoga
makalah yang sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada
pembaca.
Dalam
Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Saya menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Semarang,
22 Januari 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ......................................................................................................1
KATA
PENGANTAR ..........................................................................................2
DAFTAR ISI
..................................................................................................................3
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
....................................................................................................4
B. Rumusan
Masalah
....................................................................................................5
C. Tujuan
Penulisan
....................................................................................................5
D. Manfaat
Penulisan
.......................................................................................................5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian AHP................................................................................................................6-8
B. Penggunaan metode AHP Sebagai Aplikasi.............................................................................................................................9-14
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan dan saran
......................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA ...............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan teknologi maka
dibutuhkan kepraktisan dalam segala hal termasuk penerapan pada sistem HRD (Human Resource Development). Sistem
pendukung keputusan pada sebuah perusahaan dalam studi kasus ini yaitu
perusahaan asuransi ditujukan untuk menciptakan suatu aplikasi yang berguna
untuk memonitor kinerja karyawan.
Pada
tugas akhir ini, dibuat sebuah aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan Asuransi
dengan metode AHP berbasis JAVA untuk mempermudah HRD dan pimpinan perusahaan
dalam menilai kinerja karyawan. Dari
hasil pengujian terlihat bahwa sistem telah berjalan dengan baik, waktu
eksekusi Program pun hanya berlangsung singkat, terlihat dari uji lama waktu
eksekusi login system hanya 5,9ms, dan lama waktu yang dibutuhkan untuk
memproses metode AHP hingga dihasilkan nilai kinerja karyawan adalah 1091,8ms.
Begitu pula dengan hasil uji kepuasan
sistem menggunakan metode quisioner, 80% responden menyatakan bahwa tampilan
dari sistem menarik, 70% dari Responden menyatakan lebih menyukai aplikasi
Penilaian Kinerja Karyawan Berbasis Java ini dibandingkan cara manual dan 80%
responden menyatakan bahwa aplikasi ini bermanfaat dalam mengakses data serta
memiliki menu akses yang dianggap cukup,
sehingga dapat digunakan untuk membantu dalam menilai kinerja karyawan.
Banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan sebuah perusahaan dalam studi
kasus ini adalah perusahaan asuransi mendorong munculnya suatu aplikasi untuk
memonitor kinerja karyawan baik dalam hal kehadiran maupun prestasi.
Ada
beberapa jenis penilaian kinerja karyawan seperti system tradisional, penilaian
diri, penilaian oleh atasan, dan penilaian 360 derajad (umpan balik). Penilaian
kinerja karyawan umumnya dilakukan secara formal atau terstruktur. Apabila
dilakukan secara informal, manajer dapat bertemu dengan para anggota tim untuk
mendiskusikan kinerja karyawan dalam periode tertentu dalam suasana rileks dan
tidak kaku. Baik secara formal maupun informal, perlu ditelaah beragam faktor
yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu dalam
pembuatan makalah ini penulis mengambil sebuah judul “DATABASE HRIS SEBAGAI
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARAYAWAN ASURANSI”. Maka penulis mengemukakan pokok
masalah sebagai berikut :
1) Bagaimanakah penggunaan metode AHP dalam aplikasi HRIS?
C. TUJUAN
Adapun
tujuan utama saya membuat makalah ini ialah sebagai berikut :
1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIM.
2) Untuk memberikan penjelasan tentang penggunaan metode AHP dalam Aplikasi.
1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIM.
2) Untuk memberikan penjelasan tentang penggunaan metode AHP dalam Aplikasi.
D. MANFAAT
1) Dapat menambah pengetahuan tentang AHP.
2) Dapat mengetahui bagaimana penggunaan metode AHP dalam Aplikasi HRIS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian AHP
Metode AHP
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah
sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang
kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan
dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian
atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada
pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis
berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki
prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi
tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan
menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan
menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode
ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada
berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi
hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang
dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 1993)
Menurut
Saaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip
menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative
Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency).
Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan
untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponenkomponen yang mendukung
pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu
diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan
tepat untuk persoalan yang dihadapi.
Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap
masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
a. Lengkap
Kriteria
harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan dalam
mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.
b.
Operasional
Operasional
dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil
keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada,
disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi.
c.
Tidak berlebihan
Menghindari
adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.
d. Minimum
Diusahakan
agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman terhadap
persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis.
Decomposition
Setelah
persoalan didefinisikan maka perlu dilakukan decomposition, yaitu
memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin
mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya
sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini
maka proses analisis ini dinamai hirarki (Hierarchy). Pembuatan
hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang pasti berapa banyak hirarki
tersebut dibuat, tergantung dari pengambil keputusan-lah yang menentukan dengan
memperhatikan keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika keadaan tersebut
diperinci lebih lanjut. Ada dua jenis hirarki, yaitu hirarki lengkap dan
hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada semua tingkat
memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian
maka dinamakan hirarki tidak lengkap.
Comparatif Judgement
Prinsip
ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu
tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas
elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks
yang dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan penialaian
terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni:
a. Elemen
mana yang lebih (penting/ disukai/
berpengaruh/ lainnya)
b. Berapa
kali sering (penting/ disukai/ berpengaruh/ lainnya)
Dalam penilaian kepentingan relative dua
elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih
penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya
dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan
menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat
saja dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise
comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam
menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan
elemen-elemen diagonalnya sama dengan 1.
Synthesis
of Priority
Dari
setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen
vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena
matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiaptingkat, maka
untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antara local
priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui
prosedur sintesis dinamakan priority setting
. Logical
Consistency
Konsistensi
memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan
sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut tingkat
hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
B. PENGGUNAAN METODE
AHP
Setelah
menentukan kriteria, langkah selanjutnya yaitu perbandingan antar elemen yaitu
kriteria. Dengan Kata lain, penilaian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa
penting suatu pilihan kriteria dilihat dari kriteria yang ada. Tabel 2.1
merupakan contoh pembobotan dengan memperhatikan perbandingan antar elemen
kriteria yang paling sering digunakan karena dinilai lebih logis (Bourgeois,
2005).[2]
Tabel
1 Tabel
perbandingan skala penilaian antar elemen kriteria

Dengan
menggunakan penilaian seperti Tabel 1, maka perbandingan antar kriteria akan
menghasilkan Tabel 2 di bawah ini. Untuk memudahkan, dalam tabel diasumsikan
hanya ada empat kriteria.
Tabel 2 Tabel
perbandingan antar kriteria

Dari tabel 2 dapat dirangkum sebagai berikut:
a) merupakan hasil penilaian/perbandingan
antara kriteria i dengan kriteria j ij c
b)
merupakan
penjumlahan nilai yang dimiliki kriteria ke i
c)
c merupakan
penjumlahan semua nilai i
d) Bobot kriteria ke I ( ) diperoleh
dengan membagi nilai dengan nilai C. i BC i C
Dari perhitungan
table diatas maka dapat diketahui nilai bobot untuk masing-masing kriteria.
Untuk pembobotan sendiri terdapat banyak pilihan. Untuk kasus tertentu semua
indikator mempunyai bobot yang sama. Tetapi pada kasus kasus dengan tahap
seperti diatas, maka tiap indikator mempunyai bobot yang berbeda sesuai dengan
kepentingannya seperti tahap-tahap diatas.
Ø Rancangan
Sistem
Untuk membuat aplikasi
Penilaian Kinerja Karyawan di butuhkan langkah-langkah sebagaimana
tertera pada diagram alur pada gambar 2.1 dibawah ini :
1.
Survei di Perusahaan Asuransi
2.
Penentuan Parameter Kinerja Karyawan
3.
Implementasi Metode AHP dan Pemrograman
Java
4.
Pembuatan HRIS
Pada Gambar 1 dijelaskan proses
pembuatan aplikasi penilaian kinerja, pertama-tama dilakukan survei di
perusahaan asuransi untuk mengetahui parameter penilaian kinerja karyawan,lalu data-data
tersebut diolah dengan metode AHP dan diimplementasikan ke dalam pemrograman
JAVA untuk menciptakan aplikasi HRIS penilaian kinerja karyawan.
. 

Gambar 1 Skema perancangan sistem
Rencana
Pembuatan Sistem

Gambar 2 Menu Sistem
Pada
Gambar 2 Dijelaskan Menu tampilan awal dari sistem yang akan dibuat, terdiri
dari “Lihat Karyawan”,yaitu menu untuk melihat daftar karyawan yang ada. Lalu
menu “Masukkan Nilai” untuk memasukkan nilai rata-rata dari tiap kriteria, menu
ini hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki privileges untuk melakukan penilaian. Pada menu “Kinerja Karyawan”
merupakan menu dengan privileges
khusus yang hanya bisa diakses pihak yang berhak melakukan penilaian, dengan
memilih menu ini maka seluruh data dari hasil perhitungan dengan metode AHP
akan di-rank-ing sehingga terlihat
hasil kinerja karyawan.
Ø Penghitungan
Waktu Eksekusi Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan
Untuk mendapatkan lama
waktu eksekusi program yang dijalan kan dibutuhkan program sebagai berikut :
Kode program Lama
Waktu Eksekusi
long mulai = System.currentTimeMillis();
..................................
Program yang di hitung lama ekseskusinya
..................................
long akhir = System.currentTimeMillis();
long t_save_db = akhir - mulai;
System.out.println("waktu menyimpan
satu data entry ke field database = " + t_save_db +
"milisekon");
a)
Lama Waktu Login
Untuk
mendapatkan waktu eksekusi lama untuk login user
maka perlu dilakukan pengujian pengukuran waktu eksekusi. Proses pengukuran
waktu eksekusi ini dimulai dari running program hingga muncul login sukses
dilakukan. Berikut ini adalah hasil pengujian sebanyak 10 kali percobaan yang
telah dilakukan :
Tabel 3
Pengukuran lama waktu
eksekusi login
Login User ke -
|
Waktu Eksekusi
(ms)
|
1
|
58
|
2
|
61
|
3
|
55
|
4
|
57
|
5
|
67
|
6
|
64
|
7
|
62
|
8
|
53
|
9
|
64
|
10
|
58
|
Rata - Rata
|
59.9
|
b)
Lama Waktu Proses Algoritma
Untuk
mendapatkan lama waktu eksekusi algoritma AHP maka perlu dilakukan pengujian
pengukuran waktu eksekusi. Proses pengukuran waktu eksekusi ini dimulai dari
running program hingga muncul hasil perhitungan metode AHP. Berikut ini adalah
hasil pengujian sebanyak 10 kali percobaan yang telah dilakukan :
Tabel 3.1
Pengukuran lama waktu
eksekusi metode AHP
Eksekusi ke-
|
Waktu Eksekusi (ms)
|
1
|
1490
|
2
|
798
|
3
|
1232
|
4
|
1159
|
5
|
665
|
6
|
1374
|
7
|
1152
|
8
|
1241
|
9
|
1117
|
10
|
690
|
Rata - Rata
|
1091.8
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Dari
hasil pengujian terlihat bahwa sistem telah berjalan dengan baik, dan
fitur-fitur menu pada aplikasi
HRIS ini dapat berjalan dengan semestinya.
2.
Dari hasil pengukuran waktu eksekusi :
a. Rata-rata waktu login yang dibutuhkan
untuk masuk ke dalam sistem adalah 59,9
ms
b. Rata- rata waktu proses algoritma AHP
hinggai dihasilkan nilai rata tiap kriteria dan nilai rata-rata kinerja tiap
karyawan adalah 1091,8 ms
3. Dari hasil survei responden terlihat bahwa 80% responden
menyatakan bahwa aplikasi ini menarik,dimana 70% dari responden menyatakan
bahwa mereka lebih menyukai menggunakan system ini disbanding cara manual, dan
dari hasil survey terlihat bahwa 80% responden menganggap aplikasi ini
bermanfaat dan memiliki menu-menu akses yang cukup
B. SARAN
Aplikasi
yang dijalankan harus berjalan sesuai kebutuhan dan tidak disalahgunakan. Sudah
sepantasnya perusahaan-perusahaan lain memanfaatkan DATABASE HRIS sebagai
aplikasi bantuan penilaian dan tidak hanya di perusahaan bahkan di
sekolah-sekolah atau pemerintahan dll.
DAFTAR PUSTAKA
VERSI PPT : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar